Bangga Surabaya – Inisiatif dan empati Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi membantu korban bencana erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, rupanya memantik respons dari relawan ‘Surabaya Memanggil’. Mereka pun mengikuti langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dengan berangkat ke lokasi bencana untuk membantu penanganan di sana.
Setidaknya ada 23 orang relawan Surabaya Memanggil yang berangkat ke lokasi bencana di Kabupaten Lumajang. Sebelum berangkat, mereka pun menjalin koordinasi dan apel bersama BPB dan Linmas di Balai Kota Surabaya, Senin (6/12/2021) malam.
Koordinator Relawan Surabaya Memanggil, Aryo Seno mengatakan, pasca Pemkot Surabaya mengirimkan bantuan armada hingga personel ke lokasi bencana di Kabupaten Lumajang, hal itu rupanya menggugah rasa empati relawan Surabaya Memanggil. Mereka pun kemudian inisiatif mengikuti langkah pemkot untuk berangkat mengemban misi kemanusiaan.
“Pasca erupsi Gunung Semeru itu kawan-kawan inisiatif untuk bergerak. Juga tentunya dari Pemkot Surabaya yang langsung kirim armada dan bantuan beberapa kloter, yang menjadi salah satu inspirasi bagi teman-teman untuk ikut serta pada misi kemanusiaan,” kata Seno panggilan lekatnya, Selasa (7/12/2021).
Inisiatif tersebut, menurut Seno, menjadi sebuah penegasan sikap bagi relawan Surabaya Memanggil, bahwa mereka hadir tidak hanya pada saat penanganan Covid-19. Tapi, di saat Kota Surabaya membutuhkan untuk membantu daerah lain seperti bencana di Kabupaten Lumajang, mereka juga siap berangkat.
“Jadi inisiatifnya murni dari teman-teman. Dan kita sampaikan kepada teman-teman BPB Linmas dan pemkot, Alhamdulillah kita difasilitasi (armada) untuk berangkat, ada total 23 orang,” ungkap Seno.

Ia juga memastikan, bahwa 23 orang relawan Surabaya Memanggil yang berangkat ke lokasi bencana seluruhnya merupakan arek-arek Suroboyo. Bahkan sebelumnya, mereka juga ikut berjibaku bersama Pemkot Surabaya dalam menangani Covid-19.
“Mereka semua murni arek Suroboyo dan yang memang kemarin ikut serta berjibaku menangani Covid-19. Jadi memang sudah terlatih menangani situasi krisis,” terang Seno.
Sementara untuk teknis di lapangan, Seno menjelaskan, bahwa nantinya relawan Surabaya Memanggil bakal langsung menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada. Setiba di lokasi, mereka langsung menyesuaikan dan bergabung dengan koordinator seperti BASARNAS dan BPBD setempat.
“Teknisnya tentu menyesuaikan dengan kondisi yang ada, karena di sana pasti dinamikanya berubah cepat. Kita sudah sampaikan ke kawan-kawan sebaiknya langsung tune in menyesuaikan diri dengan kawan-kawan yang menjadi koordinator di sana, baik itu BPBD atau BASARNAS,” jelasnya.
Rencananya, Seno menyebut, relawan Surabaya Memanggil bakal menjalankan misi kemanusiaan di lokasi bencana selama lima hari ke depan. Namun, hal ini tentu saja disesuaikan dengan melihat kondisi atau dinamika di lokasi bencana.
“Kalau dari kami memang melihat situasi ini tidak pasti, kurang lebih sekitar 5 harian mereka akan di sana,” pungkas dia. (*)