Bangga Surabaya – Berkebun menjadi salah satu kegiatan dan hobi yang diminati banyak masyarakat di segala kalangan maupun usia. Namun, dengan adanya pandemi Covid-19, kegiatan berkebun di perkotaan menjadi cukup populer dan meningkat.
Salah satunya yang dilakukan warga di Kampung Pulosari, Kecamatan Dukuh Pakis, Kota Surabaya. Warga di kampung ini memanfaatkan lahan kosong untuk membudidayakan tanaman hidroponik.
Tidak sedikit warga Pulosari yang melakukan aktivitas berkebun dan membudidayakan tanaman hidroponik dengan memanfaatkan lahan di sekitar rumahnya. Hal tersebut mereka lakukan tak hanya sekadar hobi maupun kesenangan. Namun sebagian dari mereka juga memanfaatkan kesempatan itu untuk berbisnis dan menambah penghasilan.
Melihat banyaknya potensi dan minat masyarakat terhadap tanaman hidroponik, warga Kampung Pulosari kemudian bekerjasama dan mengembangkan bisnis hidroponik dengan lebih menarik.
Beragam hasil sayuran yang ditanam seperti pakcoy, kale, selada dan sawi tidak hanya dijual secara mentah. Namun oleh ibu-ibu di Kampung Pulosari diolah menjadi produk yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Di antaranya, mie, es krim, camilan kering, puding dan berbagai hidangan menarik lainnya.
Sementara budidaya tanaman hidroponik di Kampung Pulosari ini dikelola para pria pengurus kampung. Mereka bertugas merawat dan mengembangkan tanaman.
Harvin salah satu warga pengurus bisnis hidroponik Pulosari mengaku, bahwa sayuran hidroponik dan hasil olahan yang lebih menarik mendapat respon baik dari masyarakat.
“Keuntungan yang didapatkan cukup menjanjikan, minat beli masyarakat sangat tinggi dengan produk hidroponik. Masyarakat Pulosari juga mendukung dengan beli sayur-sayuran, hasil olahan sayuran didapatkan ibu-ibu dari penyuluhan dinas buat mengelola dan kemajuan kampung,” kata Harvin saat ditemui Tim Bangga Surabaya, Minggu (14/2/2021).
Pihaknya berharap, usaha hidroponik ini ke depan dapat lebih berkembang. Namun demikian, tujuan utamanya adalah bagaimana menyadarkan masyarakat akan pola hidup sehat dengan sayuran hidroponik terutama di masa pandemi Covid 19.
Penulis: Eunike Jayanti, Sesilia Tri