Bangga Surabaya – Mekanisme dan cara kerja yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam menangani permasalahan penyebaran Covid-19, diapresiasi oleh warga. Salah seorang alumnus Universitas Airlangga (Unair), Teguh Prihandoko, mengungkapkan pengalaman pribadinya sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang mendapatkan pelayanan dari Pemkot Surabaya.
Menariknya, cerita Teguh ini sempat viral di sejumlah grup percakapan warga Surabaya.
”Aku kan aktif daftar di website lawancovid-19.surabaya.go.id. Aku isi kuesioner, hasilnya aku ditetapkan sebagai ODP. Nah, pada saat aku isi kuesioner di website itu, pada hari yang sama petugas Puskesmas mendatangi rumah dengan membawa obat penurun demam, vitamin, dan masker. Selanjutnya aku dipantau tiap hari oleh Puskesmas,” cerita Teguh saat dihubungi, Kamis (02/04/2020).
Tak butuh waktu lama, kemudian Teguh diundang mengikuti rapid test. Dia bersyukur hasilnya pun negatif.
“Yang diundang rapid test adalah yang terdaftar sebagai ODP di website lawancovid-19.surabaya.go.id. Artinya, website tersebut benar-benar dioperasikan secara profesional sampai eksekusinya. Dengan aplikasi yang digagas Wali Kota Tri Rismaharini ini warga merasa nyaman tertangani karena sebelumnya aku bingung harus ngapain,” ujar Teguh.
Alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair itu kemudian menyarankan warga untuk aktif di website tersebut. Sehingga ketika ada gejala dan diketahui sebagai ODP, bisa langsung dideteksi oleh petugas kesehatan untuk dilakukan langkah-langkah protokol selanjutnya.
”Pertanyaannya, kenapa warga yang mungkin masuk ODP kok nggak mau daftar di website tersebut? Mungkin malu atau takut membuat kegaduhan. Saranku tidak usah malu, ini bukan aib kok. Karena ODP itu strategis dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Orang yang merasa ODP itu stres, panik, bingung akhirnya pikirannya macam-macam, akhirnya daya tahan menurun, malah meriang pusing tambah takut lagi,” ujar Teguh.
Mantan Ketua Senat Mahasiswa FEB Unair itu merasa menjadi ODP karena usai bepergian dari Bandung untuk menjenguk temannya yang semula diduga sakit tifus. Ternyata, belakangan diketahui temannya tersebut positif terinfeksi Covid-19.
”Aku berharap website lawancovid-19.surabaya.go.id terus disosialisasikan. Dan mari bersama-sama Surabaya pasti bisa melewati serangan wabah ini dengan menjaga kesehatan dan menjaga jarak, stay at home, ikuti seluruh anjuran pemerintah,” ujar Teguh yang juga
Teguh yang merupakan Ketua Jaka (Jaringan Arek Ksatria Airlangga), gerakan sosial yang digalang sejumlah alumnus Unair ini pun mengimbau agar warga Surabaya tidak panik dengan berbondong-bondong ke rumah sakit untuk tes swab.
“Biarkan tes swab diprioritaskan untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP), tes ulang pasien positif, dan tenaga medis. Kita warga yang memenuhi kriteria ODP cukup daftar di website dan ikut rapid test melalui Puskesmas. Ini penting sebagai mitigasi ODP untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” pungkas Teguh. (*)