• Tentang Kami
  • Tim Kami
  • Kontak
  • Kirim Tulisan
Bangga Surabaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Balai Kota
  • Layanan Publik
  • Inovasi
  • Wisata Kota
  • Etalase UMKM
  • Magazine
  • Visual
    • Foto
    • Video
    • Infografis
  • Indeks
  • Home
  • Balai Kota
  • Layanan Publik
  • Inovasi
  • Wisata Kota
  • Etalase UMKM
  • Magazine
  • Visual
    • Foto
    • Video
    • Infografis
  • Indeks
No Result
View All Result
Bangga Surabaya
No Result
View All Result
Home News

Budi Utomo W, Purnawirawan TNI AL yang Bukan Sekadar Dokter Biasa

Admin by Admin
4 Januari 2020
Reading Time: 4 mins read
Dr. Budi Utomo, Acp, Dipl.BE,SpS,SpKl, PhD | Dok. Pri

Dr. Budi Utomo, Acp, Dipl.BE,SpS,SpKl, PhD | Dok. Pri

FacebookTwitterWhatsapp

Bangga Surabaya – Namanya, Budi Oetomo W. Dia berprofesi sebagai dokter spesialis syaraf. Sudah sekitar lima tahun, ia telah pensiun dari keanggotaan TNI AL, dengan pangkat terakhir Kolonel Laut. Tetapi, hingga kini dia masih aktif di dunia medis, menjadi tenaga dokter spesialis di RSUD Dr. Ramelan dan RS Husada Utama Surabaya.

Bila disebut lengkap, ada sederet gelar spesialis tercantum pada namanya, yakni  Dr. Budi Utomo, Acp, Dipl.BE,SpS,SpKl, PhD. Hal itu menunjukkan, bahwa Budi Oetomo bukan dokter biasa.

Di samping ahli syaraf, dia juga menguasai pengobatan akupuntur, dan kedokteran bidang kelautan. Dokter spesialis saraf, dia dapatkan setelah mengenyam pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Sedangkan, spesialis Kedokteran Bidang Kelautan, diraih dari “Yellow Jacket” sebutan khas, Universitas Indonesia. Lalu, bagaimana bisa memiliki kemampuan di bidang akupuntur?.

Pria berkulit putih dengan penampilan yang sahaja ini menceritakan, awal tertarik ilmu akupuntur, semasa ia masih berstatus pelajar SMA di Tegal, Jawa Tengah. Ia mengaku, awalnya tertarik dengan akupuntur, setelah Sang Ibu sembuh dari sakitnya, pasca melewati pengobatan tradisional asal negeri tirai bambu, akupuntur. Pengobatan ini menggunakan metode dengan merangsang titik-titik tertentu pada tubuh dengan memasukkan jarum tipis ke dalam kulit.

“Ibuku sakit berat. Empat dokter tak bisa menanganinya. Namun, setelah bapak minta dicarikan dukun, tanpa sengaja informasi yang saya dapat dari Ibu pemilik Warung depan kolam renang, akhirnya mengarahkanku ke tabib akupuntur,” kata dia menceritakan pengalamannya.

Budi Oetomo, semasa muda adalah pelajar SMAN 1 Tegal. Sejak SMP, ia sudah menyandang status atlet renang. Seusai menemukan seorang dukun, yang ternyata ahli di bidang akupuntur, kemudian melalui proses pengobatan yang berlangsung seminggu lamanya, Ibunya berhasil disembuhkan.

Dari kesembuhan Sang Ibu, menginspirasi dia masuk fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta di Tahun 1972. Semula, dia mengira, kesembuhan ibunya dari sakit kronis, yakni demam, asma hingga sesak nafas berkat ilmu magic.

Namun, setelah mengetahui, bahwa metode pengobatan akupuntur yang dipraktikkan seorang kakak temannya SMA untuk pengobatan Ibundanya, sehingga memotivasinya untuk mempelajari teknik pengobatan tradisional tersebut.

“Waktu itu, aku mau belajar tapi gak boleh, karena terlalu kecil. Tetapi, karena saya sering mengajari adiknya dalam beberapa mata pelajaran, mulai Matematika sampai Bahasa Inggris, akhirnya ilmunya diturunkan ke aku,” tuturnya sembari mengingat-ingat masa lalunya.

Alhasil, kendati baru kelas 2 SMA, Budi Oetomo telah menguasai pengobatan akupuntur. Teknik pengobatan ini dipraktikkan kepada orang tua guru geografinya yang bernama Mawardi kala menderita sakit stroke sekitar 2 sampai 3 minggu. Pengobatan dengan menusukkan sejumlah jarum ke beberapa ruas tubuh yang sakit, akhirnya bisa menyembuhkan sakit stroke ayah gurunya.

“Saya seperti mendapatkan karomah. Saya yang merasa gak bisa apa-apa, dan hanya berdoa, bisa menyembuhkan sakit,” ucapnya, sembari menyebut dengan pasti, kalau kejadian tersebut berlangsung 31 Mei 1973.

Dokter Budi, begitu panggilan akrab para pasien yang berobat, di Rumah Sakit milik TNI AL, RSAL Dr. Ramelan mengungkapkan, bahwa jenjang pendidikan selepas masa SMA yang ditempuh adalah berkuliah di FK UGM (Universitas Gadjah Mada) Yogyakarta.

Usai lulus fakultas bergengsi di tahun 1986, ia melanjutkan karir di kemiliteran dengan menjadi prajurit TNI AL melalui jalur Wajib Militer (Wamil). Beberapa lama dinas di Surabaya, ia kemudian ditugaskan ke Jayapura, Papua. Kemudian masuk di kesatuan elit TNI AL, yakni Marinir.

Pasca bergabung di kesatuan Baret Ungu, di tahun 1990, ia mendapat tugas ke Timor Timur (Timtim). Sepulang dari Timtim, ia mendapatkan penawaran untuk menempuh pendidikan spesialis kedokteran di Universitas Airlangga.

“Awalnya, aku bingung. Orang tua menginginkan aku mengambil bedah tulang, tetapi Kadiskesal menyarankan agar memperdalam bedah syaraf, untuk menggabungkan akupuntur dan penyelaman,” katanya.

Kemampuan selam, Budi peroleh sewaktu berdinas di Jayapura. Meski jago renang, ia tak serta merta menguasai penyelaman. Belajar selam, ia dapatkan ketika Mayor (Mar) Wiyoso, pelatih selam pindah tugas ke Jakarta. Di Papua, pelatihan selam ditangani oleh TNI AL, sedangkan olahraga di darat, diantaranya renang dilatih oleh prajurit TNI AD dan Kepolisian. Kemudian, terjun payung di bawah komando TNI AU.

Budi mengaku, untuk berlatih selam, tempatnya langsung di lautan lepas, Samudera Pasifik. Bisa dibayangkan, betapa menegangkan, berlatih di area yang banyak ikan pemangsa, Hiu.

“Pelatihku bernama Thomas, seorang polisi. Karena aku atlet renang, jadi gak lama sudah mahir,” terang bapak berputra dua.

Keahliannya menyelam, mengantarkan Budi Utomo untuk mendapatkan tugas khusus melatih dua putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kala itu. | Foto: Dok. Pri

Keahliannya menyelam, mengantarkannya untuk mendapatkan tugas khusus dari KSAL untuk melatih dua putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kala itu, Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono, beserta Pasukan Pengawal Presiden, Paspampres.

“Kasal menulis surat ke saya untuk mengajari putra Pak SBY, AHY bersama Paspampres selama setengah bulan, kemudian dilanjut Ibas satu setengah bulan yang waktu itu bersamaan dengan beberapa ormas,” ungkapnya.

Aktifitas penyelaman meski terkesan tak terlampau sulit, namun kenyataannya tak sederhana yang nampak. Apabila terjadi kecelakaan dalam kegiatan penyelaman, fatalnya bisa menyebabkan kelumpuhan.

Tetapi, bagi Dokter Budi Oetomo, selam ibarat sudah menjadi bagian hidupnya. Sejak aktif di militer, hingga kini setelah pensiun Bulan Desember 2014, rutinitas melakukan kegiatan selam terus dilakoni. Setelah menyandang Komandan sekolah selam di Kobangdikal TNI AL, kini ia masih aktif sebagai instruktur di lembaga tersebut.

Nama Budi Oetomo W, tak hanya populer di dunia selam. Di bidang medis dan akupuntur, namanya begitu dikenal. Tak heran, untuk berobat ke tempat praktiknya, harus antri dulu pada hari sebelumnya. Ada tiga tempat prakteknya, di RS. Dr. Ramelan, Jl. Gadung 01 Surabaya, Apotik Kimia Farma, Jalan Raya Darmo 01 Surabaya dan RS. Husada utama, Jl. Prof. Dr. Moestopo 31- 35 Surabaya.

Meski berstatus pensiunan tentara, dalam melayani para pasiennya begitu humble. Setiap pasien yang memasuki ruang praktiknya tak lepas dari sapanya yang ramah. Dibantu seorang asisten, Dokter Budi dengan telaten memeriksa dan mengobati pasiennya.

“Sakitnya sebelah mana. Mau jarum rasa apa? Ada yang rasa durian, lho,” candanya sembari memasukkan jarum ke kulit pasien.

Salah satu tempat praktiknya yang terletak di Kimia Farma berdekatan dengan beberapa ruang praktek dokter spesialis lainnya. Di ruangan yang berukuran 3 x 6 meter, terdapat dua bed pasien. Di Kimia Farma, Dokter Budi buka praktek pada sore hingga malam hari, sepulang dari rumah sakit.

Tak jarang, ia harus pulang hingga dini hari, karena banyaknya pasien yang ditangani. Padahal, selain di dunia pengobatan, ia juga memiliki seabrek kesibukan mengajar para mahasiswa  Universitas Hang Tuah dan Universitas Widya Mandala. “Di UHT, saya mengajar Oceanografi dan Kedokteran,” paparnya.

Bukan sekadar menguasai ilmu medis, Budi Oetomo juga mahir dalam berbahasa inggris. Tak jarang dalam memberikan kuliah, ia menggunakan bahasa internasional tersebut sebagai bahasa pengantarnya. Tujuannya, apabila ada kegiatan presentasi di luar negeri, atau ada dosen luar negeri yang memberikan materi kuliah ke kampusnya dimana dia mengajar, para mahasiswanya bisa memahami dengan baik. (*)

ShareTweetSendShareSend

Related Posts

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berkantor di Balai RW.
Balai Kota

Setahun Kepemimpinan Eri Cahyadi-Armuji, Seabrek Pelayanan Publik Diintegrasikan dan Dimaksimalkan di Kelurahan

27 Februari 2022
Pemkot Surabaya bagikan insentif bulanan kepada 2236 hafidz dan hafidzah se-Surabaya, Jumat (25/2/2022).
Balai Kota

Wali Kota Eri Cahyadi Beri Insensif 2236 Hafidz dan Hafidzah di Kota Surabaya

27 Februari 2022
Kader Surabaya aktif bakal direkrut menjadi Buser di setiap RT untuk menyelesaikan masalah sosial di Kota Pahlawan.
Balai Kota

Wali Kota Eri Cahyadi Jadikan Kader ‘Buser Surabaya Hebat’

27 Februari 2022
Aplikasi e-Peken jadi solusi Toko Kelontong dan UMKM di Surabaya untuk memperluas jangkauan pasar.
Balai Kota

Wali Kota Eri Cahyadi Minta Dinkopdag Seragamkan Harga Produk di Peken Surabaya

24 Februari 2022
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjadi narasumber ‘Leader Talk Airlangga Forum’ di ruang kerjanya Lantai 2, Kantor Balai Kota Surabaya, (23/2/2022).
Balai Kota

Capaian Kinerja Layanan Adminduk Kota Surabaya Lampaui Target Nasional

24 Februari 2022
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama HIPMI Surabaya siap berkolaborasi meningkatkan kelas UMKM Kota Pahlawan.
Balai Kota

Pemkot Surabaya dan HIPMI Kolaborasi Buat UMKM Naik Kelas

24 Februari 2022

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan


Bangga Terkini

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berkantor di Balai RW.

Setahun Kepemimpinan Eri Cahyadi-Armuji, Seabrek Pelayanan Publik Diintegrasikan dan Dimaksimalkan di Kelurahan

27 Februari 2022
Pemkot Surabaya bagikan insentif bulanan kepada 2236 hafidz dan hafidzah se-Surabaya, Jumat (25/2/2022).

Wali Kota Eri Cahyadi Beri Insensif 2236 Hafidz dan Hafidzah di Kota Surabaya

27 Februari 2022
Kader Surabaya aktif bakal direkrut menjadi Buser di setiap RT untuk menyelesaikan masalah sosial di Kota Pahlawan.

Wali Kota Eri Cahyadi Jadikan Kader ‘Buser Surabaya Hebat’

27 Februari 2022
Aplikasi e-Peken jadi solusi Toko Kelontong dan UMKM di Surabaya untuk memperluas jangkauan pasar.

Wali Kota Eri Cahyadi Minta Dinkopdag Seragamkan Harga Produk di Peken Surabaya

24 Februari 2022
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjadi narasumber ‘Leader Talk Airlangga Forum’ di ruang kerjanya Lantai 2, Kantor Balai Kota Surabaya, (23/2/2022).

Capaian Kinerja Layanan Adminduk Kota Surabaya Lampaui Target Nasional

24 Februari 2022

Bangga Surabaya

Dikelola oleh Bidang, Informasi dan Komunikasi Publik serta Statistik | Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya


Link Terkait

  • Pemerintah Kota Surabaya
  • Command Center 112
  • Laporan Keuangan
  • Sparkling Surabaya

Data Pengunjung

599785
Users Today : 459
This Month : 1576
This Year : 15871
Views Today : 2673
Who's Online : 5
  • Tentang Kami
  • Tim Kami
  • Kontak
  • Kirim Tulisan

© 2021 Bangga Surabaya

No Result
View All Result
  • Home
  • Balai Kota
  • Layanan Publik
  • Inovasi
  • Wisata Kota
  • Etalase UMKM
  • Magazine
  • Visual
    • Foto
    • Video
    • Infografis
  • Indeks

© 2021 Bangga Surabaya

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
English EN Indonesian ID

Add New Playlist