“Seluruh dunia mengeluh tentang global warming. Saya pikir kita tidak usah mengeluh tapi kita langsung tangani”
-Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini-
Bangga Surabaya – Budaya nenek moyang Indonesia yang masih melekat di masyarakat hingga saat ini adalah gotong-royong. Atas dasar itulah kemudian Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama seluruh elemen masyarakat melakukan kegiatan kerja bakti massal di pesisir pantai utara Surabaya, Jum’at (09/08/2019).
Sejak pukul 06.00 Wib, ribuan orang yang terdiri dari jajaran pegawai di lingkungan Pemkot Surabaya, TNI, Polri, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), hingga pelajar sekolah bahu-membahu membersihkan pesisir pantai utara Surabaya.
Kerja bakti massal dalam rangka menyemarakkan HUT ke-74 RI ini, dipimpin langsung oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Seperti biasa, Bu Risma – sapaan lekat Tri Rismaharini, tak hanya memimpin kerja bakti, tapi juga turun langsung untuk ikut serta membersihkan sampah.
Sebelumya, panitia sudah membagi kerja bakti ini ke dalam delapan zona. Pertama zona satu (Mangrove Tambak Wedi s.d. Bronjongan Tambak Wedi), zona dua (Rumah Susun Tambak Wedi – sisi barat Jembatan Suramadu), zona tiga (Jembatan Suramadu sisi barat – sisi timur), zona empat (Pintu Air Jeblokan – Batu-Batu sisi timur Jeblokan), zona lima (Nambangan Perak – Taman Suroboyo sisi utara), zona enam (Taman Sutoboyo – Batu-Batu Pintu Air Kenjeran), zona tujuh (Pantai Batu-Batu Kenjeran), dan zona delapan (Bronjongan Larangan – outlet Pintu Air Kenjeran 1).
Di sela kegiatan kerja bakti, Bu Risma yang berada di zona tiga sempat berkelakar dan memberi semangat kepada peserta. “Ayo, semangat. Awas boyoke balung tuwo (Ayo semangat, hati-hati pinggangnya yang sudah tulang tua),” serunya kepada para peserta.
Wali perempuan pertama di Surabaya ini tak hanya bersih-bersih di zona tiga saja. Ia juga berkeliling dan turut bersama peserta lain memunguti sampah-sampah yang ada di sana. Sesekali wali kota berkerudung ini juga menyempatkan waktu untuk berfoto bersama para peserta kerja bakti.
Selain kegiatan kerja bakti, pada kesempatan itu juga dilakukan penanaman pohon Cemara Udang. Setidaknya ada 500 pohon Cemara Udang yang ditanam di sepanjang lokasi kerja bakti tersebut.
Menurut Bu Risma, penanaman pohon Cemara Udang ini sebagai upaya melindungi Kota Surabaya dari hantaman gelombang air laut. Meskipun pertumbuhannya lambat, tetapi pohon ini dapat bertahan hingga puluhan tahun di berbagai kondisi, termasuk air asin.
“Cemara Udang itu tahan terhadap hempasan ombak, hempasan angin. Jadi saya percaya ini suatu saat akan melindungi Kota Surabaya dari bahaya-bahaya bencana, angin topan, dan sebagainya,” kata dia.
Ia berharap, upaya perbaikan lingkungan ini dapat bermanfaat untuk anak cucu kelak. Apalagi, sekarang ini wisata alam sudah dicari oleh masyarakat. “Seluruh dunia mengeluh tentang global warming. Saya pikir kita tidak usah mengeluh tapi kita langsung tangani,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kebersihan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro menyampaikan, dari hasil kerja bakti ini, terkumpul sebanyak 23,5 ton sampah yang didominasi sampah plastik. Zona 1, 2, dan 3 menjadi lokasi dengan penyumbang sampah terbanyak dengan empat dump truk dari total 15 truk yang dikerahkan.
“Dari delapan zona tersebut sampah yang paling banyak terkumpul dari zona satu, dua dan tiga dengan jumlah empat truk. Tiga zona tersebut dimulai dari wilayah Mangrove Tambak Wedi – Jembatan Suramadu sisi barat dan timur,” kata Agus Hebi.
Penulis: Damara Bagaskoro
Editor: And