Bangga Surabaya – Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941, masyarakat Hindu di Kota Surabaya menyelenggarakan pawai ogoh-ogoh, Rabu, (06/03/19). Sebanyak 11 buah ogoh-ogoh diarak di sepanjang Jalan Kenjeran Surabaya.
Dalam sambutannya, Wakil Ketua Banjar Surabaya, Ketut Priya Arta mengungkapkan selain bertujuan memperingati Hari Raya Nyepi, pawai ogoh-ogoh ini juga menjadi pembuka HUT Kota Surabaya ke-726. Pada kesempatan ini, ia juga menyampaikan ungkapan terima kasih kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, khususnya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang telah memberikan dukungan penuh berlangsungnya kegiatan tahunan tersebut.
“Kita ucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Surabaya, Ibu Tri Rismaharini dan kita doakan selalu sehat agar terus dapat bertugas,” kata dia di sela-sela sambutannya.
Nyoman Sutantra, selaku Anggota Walaka Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), menjelaskan pawai kali ini menghadirkan 11 ogoh-ogoh. Dimana 11 ogoh-ogoh tersebut, memiliki arti keharmonisan dan kedamaian.
“Hari Nyepi pada tahun 1941 saka ini, bertemakan ‘Catur Brata Penyepian, Sukseskan Pemilu 2019’,” terangnya.
Berbagai lapisan masyarakat terlihat antusias menyaksikan pawai ogoh-ogoh tersebut. Mayoritas diantara mereka, serempak mengangkat gawai dan melakukan dokumentasi. Pawai yang ditandai dengan pelepasan pertama ogoh-ogoh tema Bajak Laut itu, juga mengundang para pengendara roda dua dan empat terhenti seketika.
Pawai yang dimulai sejak pukul 15.00 WIB itu, dimulai dari Pura Segara Kenjeran Surabaya, kemudian ke Jalan Memet, dilanjut ke Jalan Gading Pantai, Jalan Kenjeran, dan Jalan Wiratno. Pawai kemudian berakhir kembali ke Pura Segara sekitar pukul 17.19 WIB
Sementara itu, salah seorang Umat Hindu dari Pura Segara, Yoman Mulia menyampaikan bahwa pawai ogoh-ogoh tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya. perbedaan tersebut terletak pada tema yang diangkat.
“Tahun lalu, nuansa tema kehidupan bermasyarakat, dan kini lebih pada nuansa seni. Bisa memberikan tambahan edukasi pemikiran bagi masyarakat luas,” pungkasnya. (*)