• Tentang Kami
  • Tim Kami
  • Kontak
  • Kirim Tulisan
Bangga Surabaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Balai Kota
  • Layanan Publik
  • Inovasi
  • Wisata Kota
  • Etalase UMKM
  • Magazine
  • Visual
    • Foto
    • Video
    • Infografis
  • Indeks
  • Home
  • Balai Kota
  • Layanan Publik
  • Inovasi
  • Wisata Kota
  • Etalase UMKM
  • Magazine
  • Visual
    • Foto
    • Video
    • Infografis
  • Indeks
No Result
View All Result
Bangga Surabaya
No Result
View All Result
Home Suara Citizen Lifestyle

Metode Vertikultur, Solusi Tanam Sehat Dengan Biaya Relatif Murah

Admin by Admin
19 September 2019
Reading Time: 2 mins read
Metode tanam vertikultur menjadi salah satu solusi bercocok tanam di lahan sempit perkotaan

Metode tanam vertikultur menjadi salah satu solusi bercocok tanam di lahan sempit perkotaan

FacebookTwitterWhatsapp

Bangga Surabaya – Metode tanam vertikultur merupakan salah satu teknik bercocok tanam yang sedang trend di masyarakat. Karena, teknik ini tidak hanya dapat membudidayakan tanaman sayuran, namun juga mampu menghadirkan estetika keindahan. Nilai estetika inilah yang kemudian membuat budidaya tanaman dengan metode vertikultur banyak diminati masyarakat luas.

Salah satunya yakni, warga di lingkungan RT 04 RW 05 Kelurahan Kendangsari Surabaya. Masyarakat di sana, mulai mengoptimalkan lahan di selah gang kampung dengan menerapkan metode tanam vertikultur menggunakan Pola Tanam Sehat Amanah (PTSA).

Ketua Komunitas Muda Mudi Surabaya (KMS) Zubaidullah mengatakan dengan menerapkan metode tanam vertikultur diharapkan dapat mengunggah minat masyarakat untuk mulai bercocok tanam. Sebab, ia menilai, masyarakat perkotaan biasanya juga ingin bercocok tanam, namun terkendala dengan kondisi lahan.

“Dengan begitu masyarakat juga bisa mulai menerapkan pola pangan mandiri dengan teknik tanam vertikultur tersebut,” kata Ubaid – sapaan lekatnya disela kegiatan bercocok tanam, Minggu, (10/02/19).

Disamping dapat menghasilkan pola pangan mandiri, lanjut Ubaid, budidaya tanam vertikultur ini juga mampu menghasilkan estetika keindahan kampung. Bahkan, ia mengaku, pihaknya ingin menerapkan metode vertikultur untuk membangun kampung wisata edukasi masyarakat.

“Kami berencana ingin membuat kampung vertikultur, untuk memanfaatkan lahan selah. Karena itu, kami juga melakukan kerjasama dengan Jatayu Pomosda,” ujar Pria asli kelahiran Surabaya ini.

Sementara itu, Tim dari Jatayu Pomosda, Citro Santoso menyampaikan, problem masyarakat perkotaan biasanya minim lahan untuk bercocok tanam atau berkebun. Namun, dengan menggunakan metode vertikultur PTSA, teknik ini bisa menjadi salah satu solusi masyarakat kota yang ingin mulai bercocok tanam. “Dengan adanya (metode) vertikultur itu, dengan media lahan yang sempit pun bisa jadi,” kata Citro.

Biaya menggunakan metode tanam vertikultur dinilai lebih murah

Untuk mulai menerapkan metode tanam ini, ia menjelaskan, masyarakat bisa memanfaatkan lahan seluas 1 meter persegi untuk tiga vertikultur. Menurutnya, satu vertikultur bisa diatur dengan diameter pipa (paralon) 5 inchi, untuk masing-masing 27 lubang tanam sayuran. “Satu (pipa) vertikultur itu bisa panen 27 hingga 37 lubang sayuran,” terangnya.

Selain menggunakan bahan dari pipa, lanjut Citro, masyarakat juga bisa memanfaatkan bahan bekas dari sekitar rumah. Seperti bekas botol minuman plastik, kemasan minyak goreng, hingga karung beras. ”Mengenai wadah media tanam, bisa menggunakan botol-botol bekas, kemasan minyak goreng bekas, terus sak beras itu juga bisa, tinggal kreasi masing-masing,” ungkapnya.

Tentunya, hal ini juga menjadi nilai plus dari budidaya tanaman secara vertikultur, selain mendapatkan produk pertanian yang sehat, dan higienis. Terlebih, masyarakat juga dapat melestarikan kembali lingkungan dengan melakukan daur ulang sampah botol plastik.

Saat ditanya kelebihan metode tanam vertikultur dibanding hidroponik, Citro menuturkan, jika menggunakan teknik hidroponik, maka kebutuhan bahan yang diperlukan cenderung lebih banyak dibanding vertikultur. Terlebih, bahan-bahan yang dibutuhkan harganya juga relatif lebih mahal. Namun, dengan menerapkan metode vertikultur, masyarakat cukup memanfaatkan bahan bekas dari limbah rumah tangga. Sehingga teknik vertikultur ini, dianggap menjadi solusi tanam dengan biaya yang relatif lebih murah.

“Dari modal pun bisa terlihat, kalau hidroponik kan butuh pipa, aerator, nutrisi juga beli, ndak bisa bikin sendiri. Kalau vertikultur, kita bisa buat (bahan) sendiri. Dari limbah rumah tangga kita olah dengan pengurai, dari pasaran kan banyak sekali,” pungkasnya. (*)

Share114TweetSendShareSend

Related Posts

Lifestyle

KKN UPN Veteran Jatim Beri Pelatihan Warga Pesisir Olah Abon dari Duri Ikan Payus

9 Agustus 2021
Wawali Kota Surabaya, Armuji saat proses syuting film "Lara Ati" di SMAN 2 Surabaya. (Humas Pemkot Surabaya)
Balai Kota

Main Film ‘Lara Ati’, Cak Ji Bangkitkan Arek Suroboyo dalam Menggali Potensi Kota

6 April 2021
Kholifah memanfaatkan waktu luang dengan bertanam sirih merah di rumahnya. (Foto: Dwi Nuning Anggraeny)
Lifestyle

Warga Gembong Manfaatkan Waktu Luang dengan Bertanam Sirih Merah

21 Maret 2021
Kampung Kue Rungkut Lor II Surabaya
Komunitas

Mengenal “Kampung Kue” Surabaya, Pusat Jajanan Ikonik dan Melegenda

18 Februari 2021
Budidaya tanaman hidroponik di Kampung Pulosari Surabaya.
Lifestyle

Kampung Hidroponik Pulosari, Pilihan Menarik Berbisnis di Masa Pandemi

18 Februari 2021
Salah satu nakes di Surabaya yang menerima vaksinasi Covid-19.
News

Tanpa Merasakan Efek Samping, Begini Respons Nakes Surabaya Usai Divaksin Covid-19

28 Januari 2021

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan


Bangga Terkini

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berkantor di Balai RW.

Setahun Kepemimpinan Eri Cahyadi-Armuji, Seabrek Pelayanan Publik Diintegrasikan dan Dimaksimalkan di Kelurahan

27 Februari 2022
Pemkot Surabaya bagikan insentif bulanan kepada 2236 hafidz dan hafidzah se-Surabaya, Jumat (25/2/2022).

Wali Kota Eri Cahyadi Beri Insensif 2236 Hafidz dan Hafidzah di Kota Surabaya

27 Februari 2022
Kader Surabaya aktif bakal direkrut menjadi Buser di setiap RT untuk menyelesaikan masalah sosial di Kota Pahlawan.

Wali Kota Eri Cahyadi Jadikan Kader ‘Buser Surabaya Hebat’

27 Februari 2022
Aplikasi e-Peken jadi solusi Toko Kelontong dan UMKM di Surabaya untuk memperluas jangkauan pasar.

Wali Kota Eri Cahyadi Minta Dinkopdag Seragamkan Harga Produk di Peken Surabaya

24 Februari 2022
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjadi narasumber ‘Leader Talk Airlangga Forum’ di ruang kerjanya Lantai 2, Kantor Balai Kota Surabaya, (23/2/2022).

Capaian Kinerja Layanan Adminduk Kota Surabaya Lampaui Target Nasional

24 Februari 2022

Bangga Surabaya

Dikelola oleh Bidang, Informasi dan Komunikasi Publik serta Statistik | Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya


Link Terkait

  • Pemerintah Kota Surabaya
  • Command Center 112
  • Laporan Keuangan
  • Sparkling Surabaya

Data Pengunjung

601215
Users Today : 174
This Month : 3006
This Year : 17301
Views Today : 579
Who's Online : 4
  • Tentang Kami
  • Tim Kami
  • Kontak
  • Kirim Tulisan

© 2021 Bangga Surabaya

No Result
View All Result
  • Home
  • Balai Kota
  • Layanan Publik
  • Inovasi
  • Wisata Kota
  • Etalase UMKM
  • Magazine
  • Visual
    • Foto
    • Video
    • Infografis
  • Indeks

© 2021 Bangga Surabaya

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
English EN Indonesian ID

Add New Playlist