Bangga Surabaya – Maraknya isu biaya pendidikan yang mahal demi mendapatkan ilmu setinggi langit membuat sebagian besar orang tua berpikir dua kali. Namun siapa sangka, di Surabaya, masih ada sosok tenaga pendidik tanpa tanda jasa yang rela membagikan ilmunya tanpa memungut biaya sepeserpun. Pahlawan di sektor pendidikan itu bernama Rocky Rohim.
Pria kelahiran Surabaya 1960 ini, bergabung menjadi volunteer di Rumah Bahasa sejak tahun 2013 silam. Berbekal ilmu bahasa inggris yang telah dipelajarinya sejak tahun 1976, tepatnya ketika Rocky duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Rocky berbagi ilmu di rumah bahasa setiap hari Rabu pukul 16.30 – 18.00.
Kecintaannya terhadap bahasa inggris dimulai ketika sang ibu sekuat tenaga memaksa Rocky untuk belajar bahasa Inggris agar dapat digunakan sebagai skill dikemudian harinya. “Awalnya ibu ingin suatu hari, saya memiliki skill yang dapat digunakan untuk bekerja. Dengan susah payah menyuruh saya berangkat kursus bahasa inggris yang letaknya 5km dari rumah,” ujar pria yang saat ini berdomisili di Sidoarjo.
Berkat dorongan sang ibu, Rocky merasakan buahnya. Bahasa Inggris adalah bahasa yang membuat dirnya sukses. Bapak empat orang anak ini juga aktif menjadi tenaga pendidik di beberapa lembaga kursus bahasa dan perguruan tinggi sejak tahun 1982.
Sampai pada akhirnya, Ia memutuskan untuk menjadi volunteer di rumah bahasa. Tujuannya, agar arek-arek Suroboyo mahir berbahasa inggris. “Ketika ada turis asing, arek-arek suroboyo langsung aktif menjelaskan dengan bahasa inggris. Jadi arek Suroboyo terkesan pintar dan akhirnya Suroboyo pun bisa terkenal juga,” ungkap Rocky.

Berbekal pengalamannya saat sekolah, pria yang hobi membaca ini merasa bahwa, guru di Indonesia seringkali lupa memberikan ilmu speaking kepada muridnya. Sehingga, kata dia, saat menjadi volunteer di Rumah Bahasa, Rocky menekankan kepada muridnya agar pandai berkomunikasi dalam bahasa inggris. Ia pun memberi tips AIDS kepada anak didiknya.
Dijelaskan Rocky, AIDS dalam dunia kedokteran adalah penyakit yang mematikan. Sama halnya dalam bahasa inggris. A itu berarti Afraid to making mistake, ketakutan untuk berbuat kesalahan. Lalu I inferior atau minder saat akan menggunakan bahasa inggris. Kemudian D discourage atau putus asa karena belum mahir berkomunikasi dengan bahasa inggris. Dan S adalah shy, malu untuk menunjukan kemapuan bahasa inggrisnya. “Mulai sekarang harus meninggalkan AIDS dan percaya diri dalam berbahasa inggris,” ujar mantan penyiar radio RRI tersebut.

Tak hanya itu, Rocky juga membagikan basic pola tenses yang dirangkumnya menjadi 5 bagian. Sehingga dengan waktu yang sangat singkat, yakni 3 bulan, mereka bisa aktif berbahasa inggris. Waktu tersebut yang menjadi tantangan terbesar dirinya untuk mentransferkan semua ilmu kepada anak didiknya.
Tidak hanya tantangan saat mengajar, ada banyak keceriaan yang dialaminya seperti murid yang berani berbicara bahasa inggris tanpa disuruh. Atau murid yang telah lulus lebih pintar dari padanya. “Hal-hal tersebut membuat diriku senang sekali,” ungkapnya.
Untuk menutup sesi wawancara, Rocky berpesan kepada anak Surabaya agar selalu semangat dalam belajar dan selalu berlatih agar menghasilkan kualitas yang terbaik. “Selalu semangat dalam berlatih bahasa inggris, percaya diri dan banyak membaca buku bahasa inggris,” pesan pria yang sangat mencintai pertunjukan ludruk. (Nindy Elsye)