Banggasurabaya – Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya tengah membuat matras atau alas jogging track yang berasal dari potongan sandal jepit bekas. Limbah sandal jepit yang kini sudah terkumpul sebanyak 1 ton itu diambil dari LPS Depo Sutrejo, Jambangan dan Bratang. Kini limbah sandal yang sudah terkumpul ditampung di Pengolahan Limbah Keputih.
Asyari (40) selaku pengawas Rumah Kompos PLC mengatakan, proyek ini merupakan ide dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang kemudian menerjunkan 8 orang bernama tim KREATIF guna mewujdukan ide briliannya. Mereka diminta untuk mendaur ulang sandal jepit bekas menjadi matras sebagai alas jogging track. Tujuannya, mengurangi volume sampah yang ada di TPA agar tidak menumpuk terlalu banyak.

“Intinya, kita mengelola ini agar sampah yang di TPA tidak terlalu banyak,” ujar Asyari saat ditemui di rumah kompos IPLT, Keputih pada Selasa, (1/8/2018).
Nantinya, matras yang berasal dari limbah sandal jepit ini dipergunakan sebagai alas jogging track mulai dari Pasar Keputran Sisi Selatan hingga Jembatan Ujung Galuh Kota Surabaya. “Dalam waktu 3 bulan ini tim tak kenal lelah bergotong royong menjadikan barang yang mungkin dipandang sebelah mata menjadi sebuah karya yang bermanfaat bagi arek Suroboyo,” tegasnya.
Menurut Asyari, dalam waktu 1 hari Tim Kreatif mampu menyelesaikan 4 matras sekaligus dan kini sudah terkumpul 142 matras yang terangkai cantik. Bahkan, sandal jepit yang sudah jadi masih ditampung untuk kemudian dipasang di tepi jalan. “Yang buat lama itu menjahitnya karena kita pakai tenaga manusia,” celetuk Asyari sambil tersenyum.

Dijelaskan Asyari, dalam proses pengerjaan awal, limbah sandal jepit dicuci terlebih dahulu, lalu dikeringkan setelah itu di press hingga membentuk potongan kotak-kotak. Potongan tersebut, lanjut Asyari, akan dipisahkan sesuai warnanya, kemudian satu sisi kotak ditempel dengan sisi lainnya.
Setelah itu, lanjut Asyari, kumpulan kotak tersebut ditata sesuai kreasi Tim Kreatif sehingga menjadi pola yang apik. “Pola tersebut dijahit menggunakan benang kasur agar ketika selesai, matras bisa langsung dipergunakan,” urainya.

Dengan target waktu pengerjaan selesai hingga akhir tahun, tim kreatif akan mengumpulkan 3 ribu matras untuk membuat jogging track dengan panjang 3 km tersebut. Jika berhasil diterapkan, tambah Asyari, matras untuk jogging track berbahan sandal jepit bekas ini menjadi yang pertama di Indonesia bahkan di luar negeri. “Selain itu kami berharap masyarakat semakin semangat berolahraga untuk menjaga kesehatan,” tandas pria asli Kediri tersebut. (Novem Iryani).