Meluangkan akhir pekan biasanya setiap orang utamanya anak muda mempunyai agenda tersendiri seperti berpergian ke tempat wisata, jalan-jalan di mall, nonton di bioskop atau hanya sekedar cari makan. Itu semua mungkin masih biasa kalau dibandingkan dengan apa yang dilakukan siswa-siswi SMK 12 Surabaya di Balai Pemuda.
Berhasil menyelenggarakan pementasan seni ludruk sabtu kemarin, siswa-siswi SMK 12 Surabaya seperti membangunkan anak muda dari tidur akan pentingnya sebuah seni, dengan cerita berjudul ‘Darah Seni’.
Harwi Mardianto selaku guru teater SMK 12 Surabaya mengatakan, acara seni teater yang diselenggarakan oleh teman-teman yang tergabung dalam pertunjukan ludruk SMK 12 Surabaya untuk mempertahankan sekaligus menyadarkan budaya ludruk di zaman milenial ini.
“Seni itu membangun karakter bangsa, untuk itu anak muda memiliki peran penting untuk terlibat langsung dalam seni,” kata Harwi di Balai Pemuda beberapa waktu lalu.

Disampaikan Harwi, semua yang mengatur dari acara sampai pertunjukan seperti tim kreatif, dekorasi dan konsep ide dari siswa-siswi SMK 12 Surabaya sendiri. Sehingga, kata Harwi, apa yang disuguhkan dalam pertunjukan ludruk hari ini sangatlah dekat dengan kehidupan anak muda.
“Berceritakan seorang anak yang suka menari akan tetapi di larang ibunya karena dari tari akan tidak dapat apa-apa. Ditambah sentilan-sentilan kas anak muda membuat penonton yang mayoritas anak muda larut dalam kesenangan,” ujar Harwi.
Menurut Harwi, ludruk identik dengan sentilan-sentilan agar pemuda terhibur. Maka dari, lanjutnya, suguhan dan jalan cerita yang dibuat sangatlah ringan agar anak muda mampu memahami alur cerita dan ikut tertawa.
“Ludruk terkenal dengan bahasa khas Surabaya tetapi dalam pertunjukan ini bahasa yang digunakan campur-campur. Ada inggrisnya juga sebagai edukasi bagi dengan anak muda,” kata lelaki berkacamata itu.

Muhammad Nasir pemain ludruk SMK 12 menjelaskan alasan mengapa memilih ludruk tidak yang lain karena, membuat orang tertawa itu sebuah kebanggan dengan ada rasa ikut senang di dalamnya. Tidak ada yang tau perasaan dan permasalahan setiap orang sebelum melihat ludruk, sehingga paling tidak pertunjukan ludruk untuk membuat mereka terhibur dan lupa sejenak dengan permasalahannya. “Hitung-hitung membuat tertawa orang itu ibadah” celetuk Nasir
Rio Teguh (26) yang kebetulan ikut menonton ludruk di Balai Pemuda menambahkan, penampilan ludruk dari kawan-kawan SMK 12 patut diapresiasi. Sebab, sudah jarang ditemui anak muda ingin menampilkan ludruk.
“Pertunjukan ludruk seperti ini harus terus dilestarikan karena budaya ini merupakan aset seni Surabaya yang harus di pertahankan,” tandas Rio. (Reyhan Naufal).