Kepeduliaannya terhadap lingkungan utamanya dalam hal kebersihan sampah plastik membuat Agnesia Walandouw (30) mendirikan komunitas Sea Soldier di Surabaya.
Nesia – sapan akrabnya mengatakan, dibentuknya komunitas ini karena dirinya merasa prihatin dengan banyaknya sampah plastik yang berserakan serta gaya hidup masyarakat Surabaya yang sebagian besar belum ramah lingkungan.
“Sejak saat itulah saya mengenalkan komunitas Sea Soldier pada masyarakat Surabaya,” ujarnya saat ditemui tim bangga surabaya beberapa waktu lalu.
Komunitas peduli lingkungan ini tidak hanya berpusat pada ‘laut’ seperti namanya, tetapi juga mencakup titik-titik lain yang kurang perhatian akan kebersihan lingkungan. Ada banyak kegiatan bermanfaat yang ada di Sea Soldier Surabaya salah satunya Beach Clean Up Day dengan anak-anak disabilitas dalam rangka memperingati Hari Laut Sedunia di sekitaran pantai Kampung Nelayan, Kenjeran.
Lalu, lanjut Nesia, talkshow dengan founder dan co-founder Sea Soldier serta aksi pungut sampah untuk memperingati HUT Sea Soldier yang ke-3 bulan April lalu. “Selain itu komunitas ini rutin mengadakan kegiatan lain seperti beach clean up, sosialisasi tempat bekal dan tumblr ke Sekolah Dasar, hingga penanaman mangrove,” urainya.
Disampaikan Nesia, komunitas Sea Soldier sudah berjalan tiga tahun sedangkan branch Surabaya yang berdiri tahun 2016 telah berjalan dua tahun. Selama itu pula, lanjutnya, antusias masyarakat cukup tinggi terhadap komunitas ini. Tercatat 300 orang lebih telah bergabung dengan Sea Soldier termasuk 30 anggota aktif di branch Surabaya.
“Tidak ada syarat khusus untuk menjadi anggota Sea Soldier Surabaya, semua kalangan boleh bergabung. Masyarakat selain anggota pun dapat turut berpartisipasi lewat ungggahan di media sosial tentang peduli lingkungan dan turut memakai tagar #BRANI dan #WANI serta mention ke akun @seasoldier_sby,” urai perempuan alumni Universitas Widya Manda (UWM) tersebut.
Menurutnya, komunitas ini juga memiliki jadwal rutin kumpul anggota setiap dua minggu sekali dengan membahas kegiatan sebelumnya dan berkoordinasi tentang event atau kegiatan selanjutnya. “Kami juga mengundang komunitas lain untuk bertemu dan membicarakan acara Sea Soldier Surabaya sendiri maupun komunitas lingkungan laut lainnya,” imbuhnya.
Nesia yang juga aktif berorganisasi di Mapala UWM berharap Sea Soldier Surabaya, tidak perlu dikenal orang banyak melainkan dapat terus membuahkan aksi nyata peduli lingkungan atau setidaknya masyarakat peduli dengan bahaya sampah. Ia mengatakan plastik juga tidak bisa sepenuhnya dihindari, karena sewaktu-waktu masih dibutuhkan tetapi sebaik mungkin dihindari.
“Kunci utamanya adalah komitmen pada diri sendiri untuk mengurangi penggunaan plastik agar lebih peduli lingkungan,” tandasnya. (Adhara Suwanta)