Terlihat bayangan seorang perempuan muda memandang tangga yang ada di dalam gedung tua. Muncul keinginan di dalam hati untuk mulai menaiki tangga paling dasar. Sampai tiba pada waktunya, perempuan tersebut berhasil menginjakkan kaki di puncak tertinggi pada tangga tersebut.
Cerita fiksi diatas, layak disematkan kepada Evilita Adriani. Perempuan kelahiran Surabaya 24 April 1996 itu mampu menorehkan catatan apik pada dunia kerja. Di usia yang terbilang muda, dirinya berhasil menjadi CEO Ojesy (ojek syar’i) yang mana semua driver serta penumpangnya adalah wanita. Sebelumnya, Evilita pernah bekerja freelance mulai dari jasa pengetikan hingga jasa kurir wanita.
“Saat kerja di jasa kurir wanita, aku berpikir kenapa nggak ada transportasi khusus wanita karena sesama wanita itu bisa memiliki hubungan yang sangat dekat.” ungkap Evilita saat ditemui di Koridor gedung siola lantai III, beberapa waktu lalu.
Melihat peluang tersebut, di tahun 2015, Evilita mengajak Reza Zamir yang memiliki pengalaman bisnis dengan background manajemen untuk memantapkan usaha ojek syar’i. Hal ini dilakukan karena dia menyadari tidak ada pengalaman dalam dunia bisnis. “Karena aku nggak ada pengetahuan tentang bisnis, akhirnya aku ajak mas Reza yang sudah punya pengalaman bisnis. Kebetulan juga dia kuliah di jurusan manajemen,” tuturnya.
Usaha dan kerja keras yang dibangun sejak tahun 2015 itu akhirnya berbuah manis. Saat ini Ojesy telah memiliki 800 armada di 25 kota di Indonesia. Bahkan menurut Evilita, berkembangnya Ojesy tidak lepas dari respon positif yang ditunjukkan masyarakat.

“Kita harus struggling, karena kita bangun usaha baru juga, apalagi pengendara dan stakeholder kita umurnya lebih tua dari kita jadi mau ngga mau kita harus mencontohkan kita seorang pemimpin dengan itu kita membuktikan walaupun muda kita bisa dan maju sama-sama,” terangnya.
Dijelaskan Evilita, untuk membangun usaha diperlukan tekad yang besar. Baginya tidak perlu takut gagal dalam membangun suatu usaha, asalkan berani semua akan ada jalannya. Selain diri sendiri, Evilita juga menekankan, bahwa membangun sebuah usaha tidak dapat dilakukan sendiri, tetapi pemilihan dan kesolidan tim juga diperlukan dalam membangun usaha.
“Misalkan aku ingin buka usaha di bidang makanan dan bisa masak tapi tidak bisa dibagian pemasarannya, otomatis aku ajak temanku yang bisa di bidang pemasaran. Jadi kita perlu tekad dulu, jangan pernah takut karena jika kita mencobanya semua akan ada jalannya.” paparnya.
Evilita yang masih menjalani studi di salah satu Universitas Negeri di Surabaya itu sempat mengikuti program Social Entrepreneurship Economy Developer selama 5 minggu di Amerika awal tahun 2018. “Kita juga beberapa kali menang penghargaan salah satunya, juara satu Pemuda Pelopor Surabaya, sempat juga jadi delegasi ke San Francisco,” terang wanita 22 tahun itu.
Bahkan tak jarang, media luar seperti NHK World dari Jepang, Wall Street Journal Asia telah meliput tentang Ojesy. Mereka, lanjut Evilita, membicarakan tentang gender, kesetaraan wanita, dan hak-hak wanita di publik, sehingga banyak yang tertarik. “Tentu bangga karena kita nggak hanya memberikan pengaruh baik di Indonesia aja, tetapi juga diluar negeri” tuturnya.
Kini usaha dan pencapaian perempuan dengan segudang prestasi itu berhasil diwujudkan. Namun, tugas dan tanggung jawab sebagai CEO muda untuk mengontrol karyawan tetap menjadi pekerjaan rumah bagi dirinya. “Kalau kita sudah punya karyawan itu punya tanggung jawab yang besar banget sebab itu juga mempengaruhi kepercayaan pasar kepada kita,” tandasnya. (Briliani Rara).