Goresan tangan pekerja kreatif dengan berbagai macam bentuk dan rupa menghiasi setiap dinding di Kota Surabaya. Cat warna-warni gambar yang tertuang pada bidang kosong semakin mempercantik keindahan kota sekaligus memanjakan mata penikmat jalan yang melintas di setiap waktunya.
Jiwa kreatif dan peduli ini dilakukan Fandy Ragil Prabowo (28). Pemuda asal Surabaya mendedikasikan bakat dan minat melalui seni mural untuk Kota Pahlawan. Diawali dari rasa ingin mempercantik kawasan tempat tinggalnya namun ditolak, Ragil dan timnya mencoba untuk memural kampung lainnya.
Ragil – sapaan akrabnya bersama 4 orang temannya, sepakat membentuk wadah untuk menjadi pengenal di masyarakat bernama Dinding Rupa. Dijelaskan Ragil, filosofi nama komunitas itu sendiri sebenarnya sederhana. Kata ‘Dinding’ dipilih sebagai lahan untuk menuangkan kreatifitas mereka, sedangkan kata ‘Rupa’ berasal dari seni rupa atau sebuah karya seni yang bisa ditangkap oleh mata (dilihat) dan dirasakan dengan dirabah.
“Awalnya sulit mau dikasih nama apa terus kepikiran kata dinding sama seni rupa jadi ketemunya dinding rupa itu” ujarnya saat ditemui di cafe kawasan Surabaya Pusat, Rabu, (30/5/2018).
Debut pertama Ragil ditunjukkan pada kegiatan revitalisasi eks lokalisasi Gang Dolly, Mei 2015. Dia bersama tim berinisiatif mengubah wajah kawasan ini menjadi lebih baru dan fresh. Lewat sentuhan mural, mereka melakukan starting project untuk memberdayakan warga lokal dan mengambil peran dalam kegiatan ini. Usaha ini mendapat respon positif dari masyarakat Dolly karena kampung mereka mulai asri dan dikunjungi banyak orang dari luar wilayahnya.
“Social project itu awalnya dari Dolly. Awal mula yang memberdayakan warga setempat juga. Terus dari situ mulai banyak diliput sama media dengan judul Mural Dolly”, ujar Ragil saat bertemu dikantor humas Kota Surabaya lalu.
Saking cintanya dengan Surabaya, Ragil ingin berkontribusi lebih dalam proses perubahan Kota Pahlawan melalui karyanya. Pasalnya, Dia melihat penggambaran Kota Surabaya dari waktu ke waktu selalu berubah ke arah yang positif. Hal itu yang membuat dirinya merasa yakin bahwa Surabaya dapat maju selangkah demi selangkah. “Dari situ aku mikir bahwa aku harus punya kesempatan untuk berkontribusi caranya lewat gambar ini” imbuhnya.
Alasan Ragil dan komunitas lebih memilih untuk berkegiatan sosial di kampung karena ingin memberdayakan warga kampung sekaligus menggugah rasa peduli terhadap lingkungan. Dia pun mengaku banyak menjumpai hal tersebut saat mengerjakan beberapa kampung di Surabaya.
Pemberdayaan warga untuk ikut andil dalam kegiatan mewarnai kampung menjadi sesuatu hal yang akhirnya berdampak panjang pada kehidupan warga. Hadirnya mural dikampung tersebut akhirnya membuat warga kampung menjadi lebih peduli dengan lingkungannya. Mulai dari pengolahan sampah yang lebih baik hingga melarang jika ada orang yang asal menempel iklan di dinding.

Berkat usaha dan kerja keras yang dilakukan selama kurang lebih 2 tahun, dirinya bersama komunitas Dinding Rupa mendapat penghargaan pertama dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya atas kontribusinya dalam melakukan kegiatan Revitalisasi Eks Kampung Dolly pada tahun 2017 lalu.
Menurut Ragil, penghargaan ini sangat berkesan karena dirinya tidak menyangka akan menerima sebuah penghargaan melalui kegiatan yang selama ini dilakukan bersama ketiga temannya. “Jujur penghargaan pertama dari Wali Kota Risma itu paling berkesan karena cuma dua orang di Surabaya yang dapat waktu itu” ungkapnya.
Lebih lanjut, penghargaan lain ketika komunitas Dinding Rupa menyabet Runner Up pada acara yang digelar oleh Wismilak Passion Ville di 6 kota termasuk Surabaya. Passion Ville merupakan suatu ajang kompetisi bidang kreatif terbesar di Indonesia. Dalam ajang ini. Ragil bersama tim menyajikan project passion berupa Project Merupa Menjelma di Setiap Sudut Kota dengan Giant Wall Chalkboard atau papan tulis raksasa sebagai solusi keindahan (mural) kawasan kampung dengan partisipasi masyarakat sekitar.
Tahun 2018, Ragil kembali mengoleksi pundi-pundi penghargaan yang datang dari Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Surabaya sebagai pemuda pelopor di bidang pengolahan sumber daya alam dan lingkungan.
Pesan untuk Pemuda-Pemudi Surabaya
Tak lupa, Ragil, turut mengajak dan berpesan kepada pemuda-pemudi di Kota Surabaya agar lebih peduli dengan lingkungannya. Sebab, ke depan, kata Dia, generasi muda yang akan meneruskan dan menjaga kota ini. “Jangan hanya menggerutu serta mengeluh mengenai kebijakan yang dirasa tidak sesuai. Namun bertindaklah sebagai salah satu agen perubahan dihari esok,” tandasnya.
Ragil juga meminta kepada pemuda-pemudi Surabaya agar mementingkan pendidikan. Menurutnya, ketika orang memiliki pendidikan yang lebih tinggi tentu saja akan lebih berilmu sehingga pengabdiannya ke masyarakat akan lebih baik. Wawasan keilmuan yang lebih luas didukung dengan kemampuan dalam eksekusi merupakan perpaduan yang sangat baik. “Ambil keilmuannya, lalu tunjukkan ke masyarakat mengenai ilmu yang didapat untuk dibagikan kepada sesama” tegasnya (Rafida Saffanah).