Bertepatan dengan Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April 2018, beberapa perempuan di Surabaya dengan berbagai macam latar belakang pekerjaan menyuarakan pemaknaan Kartini zaman sekarang. Menurut mereka, perjuangan perempuan zaman now layak disejajarkan dengan sosok Kartini yang berupaya mengangkat derajat kaum perempuan melalui perspektif manapun dan tidak sekedar bersolek dengan kebaya dan make up tebal, melainkan benar-benar memahami ajaran Kartini untuk kemajuan perempuan Indonesia.
Lathifa yang berprofesi sebagai asisten rumah tangga (44), berpendapat bahwa sosok Kartini adalah perempuan yang mampu berjuang sekuat mungkin dan berjuang sangat besar untuk perempuan Indonesia. Hanya saja, Dia menyayangkan masih cukup banyak perempuan-perempuan yang memakai Narkoba terutama anak-anak dibawah umur. “Para orang tua harus tetap membimbing anak nya” ujar Lathifa.
Mariani wanita paruh baya (71) menuturkan, tanpa hadirnya Kartini, wanita Indonesia akan ditindas dan tidak mampu sejajar dengan laki-laki. Lihatlah sekarang, banyak perempuan di Indonesia yang sudah menjadi pemimpin seperti Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Susi Pudjiastuti Menteri Perikanan, Sri Mulyani Menteri Keuangan. Mereka, lanjutnya, mampu membangun Indonesia sekaligus memotivasi perempuan-perempuan lain menjadi lebih baik. “Penerus Kartini masa kini diharapkan mampu menerapkan ajaran dan perjuangan Sosok Kartini yang sebenarnya,” ungkapnya.
Sama halnya dengan Willa (39) perempuan yang berprofesi sebagai Tentara. Baginya, Kartini merupakan sosok yang wajib dikenang dan diingat jasa-jasanya karena perjuangannya bagi perempuan Indonesia. Tidak hanya itu, Kartini juga membuat perempuan Indonesia menjadi lebih baik dalam menata hidup.
Willa pun berbicara masalah perindungan Perempuan di Indonesia yang dinilai mulai membaik, meskipun harus lebih ditingkatkan dari sebelumnya. “Harapan saya, wanita harus menjadi bagian penting dalam segala hal, contohnya di bidang pembangunan, pendidikan dan menjadi pribadi yang lebih seperti halnya sosok Kartini,” tandasnya.
Adapun Risa yang berprofesi sebagai guru. Ia menuturkan, Kartini adalah tokoh yang yang banyak memberi inspirasi bagi perempuan khususnya di bidang pendidikan. Dirinya berharap kepada perempuan Indonesia agar menjadi perempuan cerdas, pandai, memiliki keterampilan serta memiliki kepribadian yang baik.
Bahkan, Risa menilai perempuan mampu disejajarkan dengan laki-laki dalam berbagai hal. Namun, tidak dapat dipungkiri kekuatan fisik perempuan tetap ada batasan yang berbeda dengan laki-laki. “Perempuan melahiran sedangkan laki-laki tidak. Itu salah satu perbedaan konkret laki-laki dan perempuan,” ungkapnya.
Sedangkan isu tentang pelecehan seksual di Indonesia, Risa menilai masih perlu ditingkatkan. Sebab, masih banyak kasus-kasus pelecehan seksual yang menimpa beberapa perempuan dewasa maupun yang dibawah umur. “Saran kepada pemerintah agar Undang-undang tentang Perempuan bisa dimaksimalkan secara adil dan tegas untuk menindak pelaku kasus pelecehan. Selain itu, tetap ada pencegahan secara intern bagi perempuan itu sendiri,” pungkasnya.
Lebih lanjut, ada langkah-langkah yang harus ditempuh agar diskriminasi terhadap perempuan berkurang dengan cara menunjukkan bahwa perempuan itu cerdas, hebat, dan luar biasa, tetapi tetap menjaga kodratnya sebagai perempuan.
Itulah sepenggal harapan dari segelintir perempuan Indonesia agar menjadi sosok yang hebat dan dapat mengharumkan nama bangsa layaknya Kartini yang dapat mengharumkan sekaligus mengangkat harkat dan martabat identitas perempuan di Nusantara sampai saat ini (Qalbi).