Bangga Surabaya – Program pahlawan ekonomi yang digagas oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dirasa sangat efektif dalam mengatasi permasalahan kemiskinan dan pengangguran di Kota Surabaya. Program yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian warga Surabaya melalui pemberdayaan UMKM ini telah mampu menciptakan banyak pengusaha baru yang sukses.
Saat ini total sebanyak 8.656 UMKM yang sudah tergabung dalam program Pahlawan Ekonomi (PE). Diantaranya yakni UKM DE’NIL, dengan produk andalannya “Kopi Jelly”. Produk UKM yang dirintis oleh pasangan keluarga Dedi Kurnia Sunarno dan Indranila Kristiana ini, kini omsetnya mampu mencapai hingga puluhan juta rupiah.
Owner UKM Kopi Jelly Dedi Kurnia Sunarno mengatakan bahwa dirinya mulai tergabung dalam program pahlawan ekonomi sejak tahun 2014 lalu. Sebelumnya, dia bekerja sebagai karyawan disebuah perusahaan swasta di Surabaya. “Saat awal ikut PE, saya merasa minder untuk memulai usaha ini. Namun di PE banyak yang terus mendukung dan memberikan saran, sehingga sampai saat ini saya terus menekuni usaha ini,” kata Deni, saat ditemui di rumahnya. Selasa, (06/03).
Semenjak tergabung dalam program pahlawan ekonomi, lanjut Dedi, dirinya terus belajar untuk mengembangkan usahanya. Dan pada akhirnya tahun 2016, dirinya memilih untuk resign dari pekerjaan untuk fokus menekuni bisnis usahanya. Sementara, tahun 2017 istrinya juga mengikuti jejak suaminya dan memilih resign dari pekerjaannya.
“Melihat usaha saya mulai lancar dan makin banyaknya pesanan, akhirnya saya dan istri memutuskan untuk resign dari pekerjaan dan memilih untuk fokus menekuni bisnis ini,” paparnya.
Selain produk minuman Kopi Jelly, Dedi juga mempunyai produk olahan makanan ringan, yakni pudding art dan beberapa produk olahan minuman lainnya, seperti nyoklat (minuman coklat) dan coba (minuman coklat banana). “Awal ikut PE produk saya dulu pudding art. Namun, setelah saya terus coba berinovasi dan sering minta saran ke teman-teman PE, akhirnya terciptalah ide membuat produk yang bisa untuk berkelanjutan seperti minuman Kopi Jelly,” imbuhnya.

Dedi mengungkapkan, saat ini untuk proses produksi dirinya dibantu dengan empat orang pekerja, dengan rata-rata per hari memproduksi minuman kopi jelly sebanyak 80 – 100 pcs. Dari usaha Kopi Jelly saja dirinya mampu meraup omset dari Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta rupiah per hari, belum termasuk dengan omset dari produk pudding art dan minuman lainnya.
“Kemarin waktu di acara Jalan Tunjungan dapat sampai Rp 12.7 juta, terus kalau di sentra UKM siola rata-rata perbulan bisa dapat Rp 15 juta, itu tidak termasuk hari minggu, karena hari minggu kan pengunjung radak sepi, karena orang kantor libur,” ungkapnya.
Saat ini, produk usahanya sudah tersedia dibeberapa tempat, seperti di sentra UKM siola, Park and Ride, Balai Kota, Delta Plaza, ITC, sentra UKM Mer dan sentra UKM juanda. Disamping penjualan di beberapa tempat tersebut, kata Dedi, kadang juga beberapa konsumen datang langsung ke rumah untuk membeli produknya. “Bu Risma juga sering pesan (Kopi Jelly), biasanya untuk suguhan tamu di Balai Kota, kadang pesan 20 sampai 80 pcs,” terangnya.
Menurut Dedi, mengikuti program pahlawan ekonomi banyak sekali manfaat yang bisa diambil, termasuk ilmu bagaimana cara kemasan produk yang bisa menarik konsumen, juga termasuk cara memasarkan produk. “Disana (Pahlawan Ekonomi) banyak orang-orang yang berkompeten. Selain itu, disana kita juga bisa saling sharing dengan pelaku UKM lain,” kata pemilik produk kopi jelly ini.
Dedi menambahkan, kebanyakan orang yang baru memulai usaha terkadang terlalu gampang menyerah. Menurutnya, memang sedikit susah untuk memulai sesuatu yang baru. Namun, kalau memang didasari niat dan ketekunan yang tinggi sedikit demi sedikit pasti usahanya akan berjalan lancar.
“Yang penting itu semangatnya dulu, dan diterapkan ilmunya sedikit demi sedikit. Banyak sekali manfaatnya ikut di pahlawan ekonomi,” pungkasnya. (*)