Keterbatasan fisik tidak membuatnya berkecil hati bahkan rendah diri, justru dengan keadaannya saat ini, Dia bersyukur karena Tuhan masih memberinya talenta dan segudang prestasi yang mampu disalurkan kepada sesama bahkan menjadi ispirasi bagi banyak orang. Dia adalah Umar (22) mahasiswa semester 6 jurusan Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya.
Di awal pertemuan, Umar menyampaikan segudang prestasi selama bersekolah dan kuliah di surabaya. Sejak duduk di bangku SD – SMA, dirinya selalu menjadi pemuncak klasmen (rangking 1) di Arab Saudi kemudian pindah ke Surabaya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Di bangku perkuliahan, Umar melebarkan sayap dengan menerima beasiswa karena meraih IPK tertinggi. Hebatnya, di semester 5, Umar pernah mendapatkan IPK 4.00. “Semua ini berawal dari rutinitas membaca, menulis, dan menari,” kata Umar saat ditemui di kampus UNTAG kawasan Surabaya Timur, Rabu, (7/3/3018).
Tidak hanya di bidang akademik, Umar yang kini semester 6 juga piawai di bidang non akademik diantaranya, menjadi relawan di acara Internasional, bekerja sama dengan PBB selama 2 minggu, juara favorit lomba news presenter yang diadakan stasiun televisi SCTV dan Indosiar tahun 2016. Terakhir meraih juara 2 ajang pemilihan Mahasiswa Berprestasi Jawa Timur.
Tidak berhenti sampai di situ, Dia juga menyalurkan hobinya dengan berbagai macam kegiatan positif, salah satunya menjadi koreografer tari tradisional UKM Tari UNTAG Surabaya. Berdasarkan pengamatan tim banggasurabaya, Umar terlihat lincah dan tidak kalah dengan penari-penari yang berfisik normal meskipun fisiknya mengalami keterbatasan. Selain menari Umar juga aktif sebagai penyiar radio kampus dan tutor bahasa inggris untuk drama dan debat di UKM Bahasa Inggris UNTAG Surabaya.
“Saya mengutarakan segudang prestasi ini bukan untuk menyombongkan diri, melainkan ingin menegaskan bahwa kaum difabel juga mampu dan pantas menorehkan prestasi seperti orang pada umumnya,” tegasnya.
Umar menyampaikan segala prestasi yang telah diraih tidak lepas dari motivasi kedua orang tuanya. Selain itu, dia juga terinspirasi oleh orang-orang yang memiliki kekurangan seperti Nick Vujicic (motivator) dan Mantan Presiden Republik Indonesia Abdurahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur yang memiliki kekurangan pada penglihatannya.
Dia pun membagi tips agar sesamanya percaya diri ditengah keterbatasan fisik yang dialaminya sehingga mampu optimal ketika bercengkerama di depan umum. “Kuncinya harus percaya diri dan harus bersyukur. Kalau nggak bersyukur kita nggak akan bisa menerima keadaan, kekurangan dan kelebihan kita. Jadi intinya semua ada pada diri kita dan harus bersyukur,” tegas Umar.

Umar juga berharap agar diskriminasi untuk orang-orang yang mempunyai kekurangan dapat dihapuskan, karena menurutnya, orang-orang tersebut setara dan mempunyai potensi, hak dan kewajiban yang sama.
Ke depan, cita – cita Umar ingin menjadi dosen serta menaruh harapan untuk Kota Surabaya. “Surabaya itu banyak etnis, banyak ras, jadi harapannya Surabaya bisa menerima perbedaan. Itu sejalan dengan semboyan Indonesia, Bhineka Tunggal Ika,” tandasnya (Tony/Dayu)