
Dinilai mampu menyelesaikan berbagai permasalahan kota salah satunya permasalahan perumahan di perkotaan, Wali Kota Filipina San Carlos beserta rombongan dari President Social Housing Finance Corporation melakukan studi banding ke Surabaya. Kehadiran delegasi Filipina diterima langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini beserta OPD terkait di Ruang Sidang Wali Kota, Senin, (9/10/2017).
Wali Kota memaparkan bagaimana pemkot menyelesaikan permasalah perumahan di Kota Surabaya dari berbagai hal. Menurutnya, dalam menyelesaikan permasalahan perumahan kota, pemkot tidak membangun rumah warganya, melainkan membangun segala aspek pendukungnya.
“Kami mengajari dan membantu warga Surabaya dalam pengelolaan kampung di Surabaya. Seperti halnya dalam pengelolaan sampah. Sampah organik bisa menjadi pupuk, sedangkan pupuknya bisa untuk bercocok tanam. Dari hasil cocok tanam itu, bisa dijual dan warga bisa mendapatkan pendapatan tambahan,” urai wali kota.
Jadi, sambung Risma, pemkot tidak hanya membangun rumah warganya, tetapi juga membangun lingkungan kampung. Sehingga, kata dia, warga bisa mendapatkan pendapatan dari pembangunan kampung. “Bila pendapatan warganya tinggi, warganya bisa membangun rumahnya sendiri, sedangkan jika warga surabaya tidak memiliki pendapatan yang cukup kami memberikan pelatihan,” imbuhnya.
Sementara untuk masalah tempat tinggal, pemkot menyediakan rumah susun (rusun) bagi warga surabaya yang belum memiliki rumah atau mereka yang tinggal di bantaran sungai dengan harga sewa yang terjangkau mulai 10 ribu hingga 96 ribu rupiah. “Selain harga yang murah, pemkot juga memberi fasilitas lengkap berupa taman, lapangan olah raga, bis sekolah, BLC, dan sentra PKL dekat dengan rusun,” ungkap wali kota sarat akan prestasi tersebut.

Usai mendengar presentasi dari wali kota surabaya, perwakilan Pemerintah Filipina mengungkapkan rasa takjub kepada pemkot dalam menangani persoalan perumahan bagi warga Surabaya. Menurutnya, tidak hanya mampu menyelesaikan persoalan perumahan, tetapi wali kota Surabaya juga mampu menyelesaikan permasalahan sosial lainnya.
“Saya merasa anda sangat hebat dalam hal menyelesaikan permasalahan perumahan, bagaimana Pemkot tidak hanya membantu menekan pengeluaran warganya, tapi juga membantu pendapatan warganya,” kata salah satu peserta saat berdialog bersama Wali Kota Surabaya.
Selain itu, peserta studi banding lainnya turut mengapresiasi langkah yang dilakukan Pemkot Surabaya dan bertanya lebih detail mengenai langkah atau upaya apa yang dilakukan wali kota dengan warga bantaran kali sehingga mereka tidak kembali menempati pinggir sungai lagi. “Selain memberi rumah susun, salah satu solusi yang lain dari kami adalah membangun taman di pinggir sungai,” pungkasnya (ta).